masukkan script iklan disini
Mahasiswa Indonesia Kerja Paksa di Taiwan dan Makan Babi - Rumor yang beredar menyatakan bahwa diduga sebanyak 300 mahasiswa asal Indonesia usia di bawah 20 tahun dipekerjakan secara paksa sebagai buruh pabrik di Taiwan. Fakta menyedihkan ini diungkapkan oleh Lembaga legislatif Taiwan. Kurang lebih ada enam universitas yang ditemukan memberi tugas siswa mereka dari negara-negara New Southbound Policy (NSP) untuk menjadi pekerja manual di pabrik-pabrik.
Semua mahasiswa hanya mendapat ijin mengikuti kelas selama dua hari dalam seminggu dan hanya istirahat satu hari. Empat hari sisanya mereka diharuskan bekerja di pabrik. Pekerjaan di pabrik adalah mengemas 30.000 lensa kontak selama 10 jam per shift.
Kelas hanya terjadi pada hari Kamis dan Jumat setiap Minggu. Kemudian pada Minggu sore mereka diangkut dengan bus ke sebuah pabrik di Hsinchu hingga hari Rabu. jam kerja dalam 1 shift selama 12 jam berlangsung dari jam 7.30 pagi sampai 7.30 malam dengan waktu istirahat dua jam.
Foto /youtube.com
Sebagian besar mahasiswanya adalah muslim. Namun yang mengejutkan, makanan yang diberikan kepada mereka terdiri dari daging babi. Yang menyedihkan, ketika siswa mengeluh ke pihak universitas, para pejabat hanya meminta mereka untuk bersabar dan mengatakan bahwa jika siswa membantu perusahaan, maka perusahaan juga akan membantu pendidikan mereka.
Dilansir dari Taiwan News, Legislator Kuomintang (KMT) Ko Chih-en, mengatakan 300 siswa Indonesia di bawah usia 20 tahun itu terdaftar di Universitas Hsing Wu di distrik Linkou, New Taipei, melalui broker.
Para siswa tersebut melanjutkan studinya di Taiwan lewat program yang dibuka oleh Departemen Manajemen Informasi pada pertengahan Oktober 2017. Menurut Ko, setelah universitas mendaftar untuk membuka kelas khusus, mereka menerima subsidi dari MOE, yang kemudian digunakan untuk membayar broker untuk merekrut siswa. Para broker kemudian meyakinkan siswa dari negara-negara NSP untuk belajar di Taiwan.
Kementerian Pendidikan Taiwan (MOE) telah melarang program magang bagi mahasiswa tahun pertama. Meskipun ada larangan, sekolah tersebut mengatur agar para siswa bekerja sebagai kelompok. Sumber
Semua mahasiswa hanya mendapat ijin mengikuti kelas selama dua hari dalam seminggu dan hanya istirahat satu hari. Empat hari sisanya mereka diharuskan bekerja di pabrik. Pekerjaan di pabrik adalah mengemas 30.000 lensa kontak selama 10 jam per shift.
Kelas hanya terjadi pada hari Kamis dan Jumat setiap Minggu. Kemudian pada Minggu sore mereka diangkut dengan bus ke sebuah pabrik di Hsinchu hingga hari Rabu. jam kerja dalam 1 shift selama 12 jam berlangsung dari jam 7.30 pagi sampai 7.30 malam dengan waktu istirahat dua jam.
Foto /youtube.com
Sebagian besar mahasiswanya adalah muslim. Namun yang mengejutkan, makanan yang diberikan kepada mereka terdiri dari daging babi. Yang menyedihkan, ketika siswa mengeluh ke pihak universitas, para pejabat hanya meminta mereka untuk bersabar dan mengatakan bahwa jika siswa membantu perusahaan, maka perusahaan juga akan membantu pendidikan mereka.
Dilansir dari Taiwan News, Legislator Kuomintang (KMT) Ko Chih-en, mengatakan 300 siswa Indonesia di bawah usia 20 tahun itu terdaftar di Universitas Hsing Wu di distrik Linkou, New Taipei, melalui broker.
Para siswa tersebut melanjutkan studinya di Taiwan lewat program yang dibuka oleh Departemen Manajemen Informasi pada pertengahan Oktober 2017. Menurut Ko, setelah universitas mendaftar untuk membuka kelas khusus, mereka menerima subsidi dari MOE, yang kemudian digunakan untuk membayar broker untuk merekrut siswa. Para broker kemudian meyakinkan siswa dari negara-negara NSP untuk belajar di Taiwan.
Kementerian Pendidikan Taiwan (MOE) telah melarang program magang bagi mahasiswa tahun pertama. Meskipun ada larangan, sekolah tersebut mengatur agar para siswa bekerja sebagai kelompok. Sumber