masukkan script iklan disini
Di negara kita saat ini juga sedang sibuk-sibuknya berperang melawan Virus Corona. Di kota-kota besar dengan Pemerintah Daerah yang peduli dengan keselamatan warganya, fasilitas-fasilitas penunjang perang melawan corona disiapkan. Di Surabaya misalnya, hand sanitizer di siapkan i tempat-tempat umum. Pembangunan bilik sterilisasi yang efeknya begitu penting dan lain sebagainya.
Sementara itu di daerah pelosok-pelosok negeri, yang jauh dari hingar bingar pemberitaan, banyak tenaga medis yang berperang melawan Virus Corona dengan peralatan seadanya. Meski menjadi rumah sakit rujukan, peralatan penunjang masih minim. Hal ini terlihat dari story seorang perawat di media sosial atas nama hendrythan.
Menurutnya, RSUD Dr. TC Hillers di Maumere Nusa Tenggara Timur yang menjadi salah satu rumah sakit rujukan yang ditunjuk pemerintah bekerja tanpa Alat Perlindungan Diri (APD). Mereka kehabisan masker. Sedihnya, masker bekas itu mereka cuci lalu dipakai lagi. Alat untuk mengambil Test Swab (VTM) tidak cukup jumlahnya. Semua pasien ODP bisa saja tidak kebagian test. Mereka butuh bantuan. Selengkapnya di sini.
Satu lagi perawat dari RSUD Larantuka Flores Timur NTT. Mereka rela tetap berada di rumah sakit maupun puskesmas demi merawat pasien baik masih sekedar ODP atau sudah positif (Syukurlah saat ini belum ada yang positif). Mereka tidak menuntuk gaji atau penghargaan. Mereka hanya meminta agar pemerintah dalam hal ini Dinas Kesehatan dan dinas-dinas yang terkait bisa memberi mereka Alat Perlindungan Diri yang cukup agar mereka bisa tenang dalam merawat pasien.
Yah, menyedihkan memang. Negara kita belum siap untuk menghadapi wabah yang datang tiba-tiba begini. Infrstruktur dan peralatan medis masih minim, terutama di daerah pelosok.