masukkan script iklan disini
Makna Mudik dan Pulang Kampung Di Tengah Corona - Sejak semalam ranah media sosial ramai membahas hasil Wawancara Najwa Shihab dengan Presiden Joko Widodo. Dalam wawancara itu Najwa sempat mengajukan pertanyaan menggelitik seputar istilah Mudik dan Pulang Kampung. Pertanyaan Najwa ini berlandaskan pada kenyataan bahwa Jokowi Larang Mudik Lebaran 2020 namun tidak melarang Pulang Kampung. Padahal kenyataan di lapangan sudah ratusan ribu orang yang sudah menyebar pulang ke kampungnya masing-masing akibat Wabah Covid-19.
Dalam jawabannya Jokowi mengatakan kalau Istilah Mudik dan Pulang Kampung itu beda artinya. Padahal mungkin seluruh masyarakat Indonesia selama ini memaknai kalau Makna Mudik sama saja dengan Makna Pulang Kampung karena sama-sama pulang ke kampung. Netizen lantas terpaku dan sibuk membahas jawaban Presiden Jokowi ini. Seperti biasanya, mereka mulai nyinyir karena menganggap Jokowi salah memaknai istilah Mudik dan Pulang Kampung.
Publik jadi lupa pembahasan inti dari wawancara ini; kenapa Jokowi melarang Mudik Lebaran 2020 namun tidak melarang Pulang Kampung. Memang fakta di lapangan sudah ratusan ribu warga yang pulang kampung. Sebenarnya alasan utama kenapa Mudik dilarang adalah karena jumlah mereka yang belum mudik masih jauh lebih besar dari yang sudah berangkat duluan. Jadi larangan ini adalah sebuah langkah antisipasi. Buat apa pulang (Mudik) kalau setelah hari raya balik lagi?
Sementara Pulang Kampung diijinkan karena orang-orang yang pulang kampung ini adalah mereka yang sudah tidak memiliki kerja lagi di kota yang mana mereka harus pulang agar menetap di kampung. Jangan balik lagi ke kota.
Memang Mudik dan Pulang Kampung di tengah Pandemi Covid-19 sama-sama bahayanya yakni sama-sama membawa virus Corona (kalau ada) ke kampung. Karena itu saya sendiri tidak setuju jika satu dilarang dan lainnya diijinkan. Mungkinkah?
Pulang Kampung sebagai imbas Covid-19 juga tidak serta merta membuat orang tersebut menetap di kampung. Habis Covid-19 kemungkinan besar akan balik lagi. Jadi saya tidak setuju kalau Mudik Dilarang tapi Pulang Kampung diijinkan.
Mudik memang secara makna kebanyakan orang berarti Pulang Kampung, sama dengan istilah Pulang Kampung. Mudik merupakan sebuah tradisi tahunan masyarakat Indonesia. Mudik terjadi pada momen-momen tertentu. Biasanya menjelang hari raya keagamaan, orang berbondong-bondong pulang kampung untuk merayakan hari raya bersama keluarga. Setelah hari raya, mereka kembali lagi ke kota.
Sedangkan Pulang Kampung, meskipun maknanya mirip dengan Mudik, namun Pulang Kampung identik dengan pulang lalu menetap di kampung. Pulang Kampung bisa dilakukan siapa saja, kapanpun, di manapun dan kemanapun dan tidak serentak seperti menjelang hari raya.
Dalam jawabannya Jokowi mengatakan kalau Istilah Mudik dan Pulang Kampung itu beda artinya. Padahal mungkin seluruh masyarakat Indonesia selama ini memaknai kalau Makna Mudik sama saja dengan Makna Pulang Kampung karena sama-sama pulang ke kampung. Netizen lantas terpaku dan sibuk membahas jawaban Presiden Jokowi ini. Seperti biasanya, mereka mulai nyinyir karena menganggap Jokowi salah memaknai istilah Mudik dan Pulang Kampung.
Publik jadi lupa pembahasan inti dari wawancara ini; kenapa Jokowi melarang Mudik Lebaran 2020 namun tidak melarang Pulang Kampung. Memang fakta di lapangan sudah ratusan ribu warga yang pulang kampung. Sebenarnya alasan utama kenapa Mudik dilarang adalah karena jumlah mereka yang belum mudik masih jauh lebih besar dari yang sudah berangkat duluan. Jadi larangan ini adalah sebuah langkah antisipasi. Buat apa pulang (Mudik) kalau setelah hari raya balik lagi?
Sementara Pulang Kampung diijinkan karena orang-orang yang pulang kampung ini adalah mereka yang sudah tidak memiliki kerja lagi di kota yang mana mereka harus pulang agar menetap di kampung. Jangan balik lagi ke kota.
Memang Mudik dan Pulang Kampung di tengah Pandemi Covid-19 sama-sama bahayanya yakni sama-sama membawa virus Corona (kalau ada) ke kampung. Karena itu saya sendiri tidak setuju jika satu dilarang dan lainnya diijinkan. Mungkinkah?
Pulang Kampung sebagai imbas Covid-19 juga tidak serta merta membuat orang tersebut menetap di kampung. Habis Covid-19 kemungkinan besar akan balik lagi. Jadi saya tidak setuju kalau Mudik Dilarang tapi Pulang Kampung diijinkan.
Mudik memang secara makna kebanyakan orang berarti Pulang Kampung, sama dengan istilah Pulang Kampung. Mudik merupakan sebuah tradisi tahunan masyarakat Indonesia. Mudik terjadi pada momen-momen tertentu. Biasanya menjelang hari raya keagamaan, orang berbondong-bondong pulang kampung untuk merayakan hari raya bersama keluarga. Setelah hari raya, mereka kembali lagi ke kota.
Sedangkan Pulang Kampung, meskipun maknanya mirip dengan Mudik, namun Pulang Kampung identik dengan pulang lalu menetap di kampung. Pulang Kampung bisa dilakukan siapa saja, kapanpun, di manapun dan kemanapun dan tidak serentak seperti menjelang hari raya.