• Jelajahi

    Copyright © Bugaliman Adonara
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Umat Muslim di Manggarai Barat Menolak Social Distancing

    Sare Warat
    5/10/20, 00:26 WIB Last Updated 2024-07-08T08:54:26Z

    masukkan script iklan disini
    Umat Muslim di Manggarai Barat Menolak Social Distancing - Saat ini semua kita tentunya tahu dengan pasti apa saja anjuran dan larangan dari pemerintah dan WHO terkait cara-cara pencegahan dan tips untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Salah satunya adalah Jaga Jarak alias Social Distancing. Kegiatan-kegiatan memberi peluang berkumpulnya banyak orang termasuk ibadah juga dilarang. Namun sayangnya, menurut informasi, ratusan umat Muslim di Manggarai Barat, Flores NTT malah menolak Social Distancing. Mereka malah tetap menggelar Sholat Jumat pada hari Jumat kemarin, 8 Mei 2020.

    Umat Muslim di Manggarai Barat Menolak Social Distancing

    Jika kita belajar dari pengalaman-pengalaman yang sudah pernah terjadi baik di Korea, atau beberapa di Indonesia, ada satu dua kegiatan keagamaan yang di dalamnya berkumpul massa dari berbagai daerah justru saat ini sedang menjadi ujung tombak penyebaran Covid-19.

    Di saat orang lain boleh sibuk membantu pemerintah untuk tetap di rumah agar bisa mempersempit pergerakan Coronavirus, umat beragama di  Terang, Kec. Boleng, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) malah tidak mengindahkan anjuran dari pemerintah ini.

    Umat Muslim di Manggarai Barat Menolak Social Distancing
    Dalam sebuah video yang sedang viral di tengah masyarakat Mabar, di tengah kerumunan umat yang hadir, ada seorang berbaju putih yang mengaku kalau dirinya adalah imam atau pemimpin agama di daerah tersebut. Orang ini beralasan tetap menggelar ibadah sholat Jumat karena banyaknya umat yang datang. Menurutnya, semua himbauan dari pemerintah sudah beliau sampaikan. Namun atas inisiatif sendiri, ratusan orang umat itu malah cuek datang untuk beribadah.
    Masih menurut beliau dalam video tersebut, orang yang mengaku pemimpin atau imamini meminta agar kegiatan mereka tidak dianggap sebagai tindakan melanggar anjuran dan protokol yang disampaikan pemerintah. Tetapi secara keagamaan, tanggungjawab mereka hanya kepada Tuhan  bukan kepada pemerintah. Himbauan-himbauan dari pemerintah juga dianggapnya sebagai suatu hal yang tidak mesti mereka jalankan.

    “Yang dikeluarkan oleh pemerintah adalah berdasarkan uzur. Dia boleh tidak datang ke masjid, boleh tidak sholat di masjid. Apabila ada uzurnya. Misalnya, virus corona, sakit dia atau jaga orang sakit, atau dalam perjalanan; ada uzur. Selama kami merasa bahwa di dalam diri kami tidak ada uzur yang melekat, maka kami tetap wajib. Dalam fatwa MUI ini sudah jelas, sudah sangat gamblang dijelaskan di dalam ini bahwa orang di daerah, yang tidak berpotensi penularan yang tinggi atau masih dalam zona hijau, dia masih wajib sholat Jumat di masjid. Masih wajib melaksanakan sholat Jumat,” ujar dia seperti yang dikutip dari kastra.co.

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini