Hilangnya Jack Ma Membawa Pesan Mengerikan Tentang Beijing
Jack Ma, seorang pengusaha terkenal asal China, seorang miliarder bisnis e-commerce Alibaba dilaporkan menghilang. Dengan absennya pendiri Alibaba ini dari pandangan publik dalam dua bulan terakhir, termasuk ketika dia jug absen di episode terakhir acara TV di mana seharusnya dia tampil sebagai juri, menjadi pertanyaan dari banyak orang. Hal ini telah memicu spekulasi di media sosial atas keberadaan Jack Ma.
Banyak pihang menganggap langkah Jack Ma baru-baru ini menjadi bumerang bagi dirinya sendiri. Dilaporkan, Jack Ma pernah mengkritik dengan menyebut pemerintah terlalu konservatif dalam pidato 24 Oktober 2020 yang lalu. Jack Ma malah mendesak mereka untuk lebih inovatif. Lantaran hal ini, pemerintah justru menghentikan debut pasar saham yang akan datang dari Grup Ant, sebuah platform keuangan online dari Alipay. Harga saham Alibaba langsung merosot. Diperdiksi, hal ini akan membuat Jack Ma kehilangan statusnya sebagai orang terkaya di China.
Jack Ma Mantan Guru Bahasa Inggris
Pengusaha terkaya di China ini dulunya seorang pengajar. Pada tahun 1999 dia mendirikan perusahaan Alibaba Group. Saat itu pengguna internet di China masih tergolong belum banyak. Lima tahun kemudian, layanan pembayaran online Alipay diluncurkan sebelum regulator mengatakan bisnis semacam itu akan diizinkan. Kedua cabang usaha ini kemudian tumbuh dan berkembang pesat mendominasi industri China.
Dalam tiga puluh tahun sejak Jack Ma mendirikan Alibaba Group, dia secara tiba-tiba menjadi orang terkaya. Dialantas menyandang identitas barunya sebagai miliarder terkenal di Tiongkok. Dia selalu hadir di Forum Ekonomi Dunia di Davos dan Forum Global Fortune. Jack Ma selalu muncul di acara-acara Alibaba dengan berpakaian seperti punk rock dan Michael Jackson, dan bahkan pernah ikut main film seni bela diri.
Begini Awal Mula Jack Ma Menghilang
Dan minggu lalu, ketika Jack Ma tidak hadir untuk rekaman tayangan acara "Africa's Business Heroes", sebuah program TV yang dia buat dan sangat digemari ini membuat para analis, investor, dan pers mulai bertanya-tanya di mana keberadaan Jack Ma.
Financial Times, sebuah situs publikasi bisnis global terkemuka di dunialah yang pertama mengetahui bahwa para peserta program TV "Africa's Business Heroes" telah menggantikan Jack Ma sebagai juri di acara tersebut pada bulan November 2020 yang lalu. Memang program tersebut belum ditayangkan di televisi, tetapi produser telah menghapus foto Jack Ma dari situsnya.
Hilangnya Jack Ma dalam acara TV ini menarik perhatian banyak orang. Mereka bertanya-tanya, bahkan curiga karena hal ini terjadi beberapa hari setelah Jack Ma menyampaikan pidato terkenal di Bund Summit di Shanghai. Dalam sambutannya, yang mencakup regulator keuangan paling kuat di China, sejumlah bankir senior, dan eksekutif dari beberapa bank milik negara itu, Jack Ma dengan blak-blakan mencemooh regulator China karena terlalu menghindari risiko, menghambat inovasi, dan berpegang teguh pada mentalitas "pegadaian" dalam mengawasi sistem keuangan China.
Jack Ma Diinterogasi Pemerintah
Beberapa hari setelahnya Jack Ma mendapatkan pembalasan atas kritikannya ini. Para pejabat memanggil Jack Ma dan eksekutif senior dari Ant Group, platform pembayaran seluler terkemuka China dan spin-off Alibaba ke Beijing untuk diinterogasi. Beberapa hari kemudian, Beijing membatalkan penawaran umum perdana Ant Group di bursa di Hong Kong dan Shanghai. The Wall Street Journal justru melaporkan bahwa perintah pembatalan ini datang langsung dari Presiden China, Xi Jinping.
Sejak saat itu Jack Ma tidak pernah terlihat lagi di depan umum. Hilangnya dia mengingatkan kita pada contoh masa lalu di mana Beijing telah menahan para eksekutif bisnis tanpa peringatan atas apa yang dianggapnya tidak pantas. Seorang juru bicara Alibaba mengatakan kepada Majalah Fortune bahwa Jack Ma tidak bisa menghadiri rekaman acara TV itu karena terbentur jadwal. Sampai saat ini baik perusahaan Alibaba maupun Ant Group belum melakukan pernyataan pers tentang di mana keberadaan Ma.
Sebenarnya Jack Ma telah mengundurkan diri sebagai ketua Alibaba Group sejk September 2019. Meski begitu, dia tetap menjadi pemegang saham perorangan terbesar perusahaan yakni dengan 5% saham. Jack Ma juga adalah pemegang saham pengendali Ant. Pemerintah Tiongkok juga tetap bungkam soal keberadaannya saat ini.
Apakah Jack Ma Ditahan Pemerintah China?
Seorang pakar analis pasar untuk wilayah Asia-Pasifik berpendapat bahwa untuk saat ini "tidak ada bukti yang membuktikan kalau Jack Ma ditahan. Mereka (pemerintah) tidak punya alasan untuk menahannya. Lain lagi pendapat Brock Silvers, kepala investasi di Kaiyuan Capital. Beliau memiliki pandangan yang lebih jauh terkait hilangnya Jack Ma. "Selama beberapa dekade dalam kehidupan publik, Ma yang selalu menjadi pusat perhatian tidak pernah hilang dalam waktu lama seperti saat ini," katanya. "Apa pun yang terjadi sekarang merupakan seseuatu yang luar biasa. Jika otoritas Beijing berada di balik kehilangan yang tidak biasa ini, itu dapat berdampak negatif yang cukup besar baik untuk Alibaba, Ant, dan sektor teknologi China secara keseluruhan."
Apa pun alasan ketidakhadiran Ma dari mata publik, kepergiannya menandai sebuah perubahan yang signifikan bagi konglomerat teknologi China. Jack Ma yang adalah seorang mantan guru sekolah yang meluncurkan Alibaba dengan sekelompok kecil teman dari apartemen tepi danau di kota timur Hangzhou dan, untuk sementara waktu, menjadi orang terkaya di China, telah lama dihormati sebagai pahlawan nasional. Tetapi para pemimpin komunis China selalu memandang para ahli teknologi China dengan curiga. Mereka khawatir para ahli teknologi itu mengumpulkan keuntungan yang banyak dan tidak dapat diandalkan untuk mendukung tujuan partai.
Akibat Dari Pidato Jack Ma Mengkritisi Pemerintah
Sejak pidato Jack Ma pada Oktober 2020 yang lalu tersebut, negara telah menekan Alibaba dan Ant Group di berbagai bidang. Pada bulan November 2020, Administrasi Negara untuk Peraturan Pasar memperingatkan bahwa mereka prihatin dengan praktik penanganan harga dan data yang digunakan oleh raksasa teknologi China dan mendenda e-book Alibaba dan Tencent Holding dan afiliasi produksi TV China Literature atas perilaku mereka dalam melakukan akuisisi perusahaan.
Pada 23 Desember 2020, SAMR mengumumkan penyelidikan anti-trust resmi dari Alibaba. Sejak pidato Ma di Shanghai, saham Alibaba yang terdaftar di Hong Kong telah turun 25%; sahamnya di Bursa Efek New York turun dengan margin yang sama, 26%.
Regulator China juga mengkritik Ant karena menekan saingannya dari pasar dan mengabaikan hak konsumen. Mereka telah mengusulkan agar Ant Group dibatasi pada bisnis aslinya sebagai alat pembayaran seluler itu. Beberapa analis meramalkan bisa saja grup ini akan dipecah belah seluruhnya.
Referensi tulisan: https://fortune.com